Kesehatan Mental di Tempat Kerja: Mengapa "Quiet Quitting" dan "Bare Minimum Monday" Ramai Dibicarakan

Pembuka: Definisikan "Quiet Quitting" (bekerja sesuai deskripsi pekerjaan, tanpa hustle culture) dan "Bare Minimum Monday".

Akar Permasalahan:

Burnout dan stres kerja kronis.

Ekspektasi kerja lembur yang dinormalisasi.

Batasan antara kehidupan kerja dan pribadi yang blur (terutama pasca-WFH).

Dampak bagi Perusahaan dan Karyawan:

Bagi Karyawan: Meningkatkan kesejahteraan mental, tetapi berpotensi menghambat perkembangan karier.

Bagi Perusahaan: Menurunnya produktivitas dan engagement, menjadi alarm untuk mengevaluasi budaya perusahaan.

Solusi dan Rekomendasi:

Bagi Perusahaan: Menerapkan kebijakan work-life balance, memberikan apresiasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang suportif.

Bagi Individu: Komunikasi yang assertif, manajemen waktu, dan mencari makna dalam pekerjaan.

Kesimpulan: Fenomena ini adalah koreksi terhadap budaya kerja yang tidak sehat, mendorong terciptanya hubungan yang lebih seimbang antara pekerja dan perusahaan.

Previous Post Gaya Hidup "Sustainable Living": Dari Tren Menjadi Kebutuhan bagi Milenial dan Gen Z Next Post Wisata "Super Priority": Menjelajahi Destinasi Eksotis di Luar Bali seperti Labuan Bajo dan Raja AmpatPemerintah mendorong destinasi "Super Priority" untuk mendiversifikasi pariwisata Indonesia dan mengurangi overtourism di Bali.
Arwana ikan impian semua orang pembawa hoki
Arwana ikan impian semua orang pembawa hoki
22 Feb 2025
Revolusi Finansial "Investasi Kripto dan Aplikasi Investasi": Memahami Regulasi dan Potensi Risikonya
Revolusi Finansial "Investasi Kripto dan Aplikasi Investasi": Memahami Regulasi dan Potensi Risikonya
25 Oct 2025
Gaya Hidup "Sustainable Living": Dari Tren Menjadi Kebutuhan bagi Milenial dan Gen Z
Gaya Hidup "Sustainable Living": Dari Tren Menjadi Kebutuhan bagi Milenial dan Gen Z
22 Oct 2025